Rabu, 28 September 2011

Taman Nasional sembilang (Abi Muji Prawidiyanti)

google
Taman Nasional Sembilang


Taman Nasional Sembilang merupakan perwakilan hutan rawa gambut, hutan rawa air tawar, dan hutan riparian (tepi sungai) di Propinsi Sumatera Selatan.
Tumbuhan yang ada di daratan dan perairan dicirikan dengan adanya paku gajah (Acrostichum aureum), nipah (Nypa fruticans), cemara laut (Casuarina equisetifolia), pandan (Pandanus tectorius), waru laut (Hibiscus tiliaceus), nibung (Oncosperma tigillaria), jelutung (Dyera costulata), menggeris (Koompassia excelsa), gelam tikus (Syzygium inophylla), Rhizophora sp., Sonneratia alba, dan Bruguiera gimnorrhiza.
Daerah-daerah pantai/hutan terutama di Sembilang dan Semenanjung Banyuasin merupakan habitat harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), tapir (Tapirus indicus), siamang (Hylobates syndactylus syndactylus), kucing mas (Catopuma temminckii temminckii), rusa sambar (Cervus unicolor equinus), buaya (Crocodylus porosus), biawak (Varanus salvator), ikan sembilang (Plotusus canius), labi-labi besar (Chitra indica), lumba-lumba air tawar (Orcaella brevirostris), dan berbagai jenis burung.



Ribuan bahkan puluhan ribu burung migran asal Siberia dapat disaksikan di Sembilang yang mencapai puncaknya pada bulan Oktober. Hal ini merupakan atraksi burung migran yang menarik untuk diamati, karena dapat mendengar secara langsung suara gemuruh burung-burung tersebut terbang bersamaan dan menutupi suara debur ombak Selat Bangka.
Jenis burung lainnya yang ada seperti blekok asia (Limnodromus semipalmatus), trinil tutul (Pseudototanus guttifer), undan putih (Pelecanus onocrotalus), bluwok putih (Mycteria cinerea), bangau tongtong (Leptoptilos javanicus), dara laut sayap putih (Chlidonias leucoptera), dan lain-lain.
Sebelah Barat Laut Taman Nasional Sembilang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Berbak yang berada di Provinsi Jambi.




Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:
Semenanjung Banyuasin, Sembilang, Teluk Benawan, Teluk Sekanak, Pulau Betet. Menyelusuri sungai sambil mengamati satwa, mangrove, memancing, mengamati burung-burung migran asal Siberia dan lumba-lumba air tawar
Atraksi budaya di luar taman nasional:
Festival Krakatau pada bulan Juli di Bandar Lampung dan Festival Danau Ranau pada bulan Desember di Oku-Sumatera Selatan.
Musim kunjungan terbaik: bulan Juni s/d Agustus setiap tahunnya.
Cara pencapaian lokasi :Cara pencapaian lokasi: Palembang - Sungsang menggunakan charter kapal motor sekitar dua jam, dan dilanjutkan ke lokasi sekitar dua jam.


Reaksi Eksoterm dan Endoterm (Abi Muji Prawidiyanti) jelek

googleReaksi Eksoterm

Pada reaksi eksoterm terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan atau pada reaksi tersebut dikeluarkan panas.
Pada reaksi eksoterm harga
DH = ( - )

Contoh : C(s) + O2(g) 
®  CO2(g) + 393.5 kJ ; DH = -393.5 kJ

b.
Reaksi Endoterm

Pada reaksi endoterm terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem atau pada reaksi tersebut dibutuhkan panas.
Pada reaksi endoterm harga
DH = ( + )

Contoh : CaCO3(s)
®  CaO(s) + CO2(g) - 178.5 kJ ; DH = +178.5 kJ
Perubahan entalpi (ΔH) positif menunjukkan bahwa dalam perubahan terdapat penyerapan kalor atau pelepasan kalor.
Reaksi kimia yang melepaskan atau mengeluarkan kalor disebut reaksi eksoterm, sedangkan reaksi kimia yang menyerap kalor disebut reaksi endoterm. Aliran kalor pada kedua jenis reaksi diatas dapat dilihat pada gambar 11 berikut:
gb16
Gambar 11 Aliran kalor pada reaksi eksoterm dan endoterm
Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan bertambah. Artinya entalpi produk (Hp) lebih besar daripada entalpi pereaksi (Hr). Akibatnya, perubahan entalpi, merupakan selisih antara entalpi produk dengan entalpi pereaksi (Hp -Hr) bertanda positif. Sehingga perubahan entalpi untuk reaksi endoterm dapat dinyatakan:
ΔH = Hp- Hr > 0 (13 )
Sebaliknya, pada reaksi eksoterm , sistem membebaskan energi, sehingga entalpi sistem akan berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi. Oleh karena itu , perubahan entalpinya bertanda negatif. Sehingga p dapat dinyatakan sebagai berikut:
ΔH = Hp- Hr < 0 ( 14 )
Perubahan entalpi pada reaksi eksoterm dan endoterm dapat dinyatakan dengan diagram tingkat energi. Seperti pada gambar 12. berikut
gb23
1. Reaksi Endoterm / Endotermal
Reaksi endoterm adalah reaksi yang memerlukan energi atau menyerap energi dari lingkungan ketika reaksi terjadi. Umumnya reaksi ini menghasilkan suhu dingin.
Contoh Endoterm :
- Asimilasi
- Fotosintesis
2. Reaksi Eksoterm / Eksotermal
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang mengeluarkan energi atau menghasilkan energi ketika reaksi terjadi. Umumnya reaksi ini menghasilkan suhu panas.
Contoh Endoterm :
- Membakar minyak tanah di kompor minyak
- Nyala api unggun di saat kemping

Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm

Reaksi yang terjadi di alam dapat dikelompokan dalam dua hal besar. Reaksi yang melepaskan kalor dan rekasi yang membutuhkan kalor. Reaksi ini membutuhkan atau melepaskan kalor sebagai agar reaksi dapat terjadi.

a. Reaksi Eksoterm

Pada reaksi eksoterm terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan atau pada reaksi tersebut dikeluarkan panas.
Pada reaksi eksoterm harga DH = ( - )

Contoh : C(s) + O2(g) >> CO2(g) + 393.5 kJ ; DH = -393.5 kJ

b. Reaksi Endoterm

Pada reaksi endoterm terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem atau pada reaksi tersebut dibutuhkan panas.
Pada reaksi endoterm harga DH = ( + )

Contoh : CaCO3(s) >> CaO(s) + CO2(g) - 178.5 kJ ; DH = +178.5 kJ
Reaksi Endoterm dan Reaksi Eksoterm
Reaksi Endoterm dan Eksoterm
Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem ( kalor diserap oleh sistem dari lingkungannya ); ditandai dengan adanya penurunan suhu lingkungan di sekitar sistem.
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan ( kalor dibebaskan oleh sistem ke lingkungannya ); ditandai dengan adanya kenaikan suhu lingkungan di sekitar sistem.
v  Reaksi eksoterm pada umumnya berlangsung spontan, sedangkan reaksi endoterm tidak.
v  Pada reaksi endoterm : DH    = Hp – Hr > 0 ( bertanda positif )
v  Pada reaksi eksoterm : DH     = Hp – Hr < 0 ( bertanda negatif )
v  Diagram tingkat energinya :

Reaksi Eksoterm dan Endoterm (Abi Muji Prawidiyanti)


 
Reaksi Endoterm dan Reaksi Eksoterm

a.Reaksi Eksoterm

Pada reaksi eksoterm terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan atau pada reaksi tersebut dikeluarkan panas.
Pada reaksi eksoterm harga
DH = ( - )

Contoh : C(s) + O2(g) 
®  CO2(g) + 393.5 kJ ; DH = -393.5 kJ

b. Reaksi Endoterm

Pada reaksi endoterm terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem atau pada reaksi tersebut dibutuhkan panas.
Pada reaksi endoterm harga
DH = ( + )

Contoh : CaCO3(s)
®  CaO(s) + CO2(g) - 178.5 kJ ; DH = +178.5 kJ
Perubahan entalpi (ΔH) positif menunjukkan bahwa dalam perubahan terdapat penyerapan kalor atau pelepasan kalor.
Reaksi kimia yang melepaskan atau mengeluarkan kalor disebut reaksi eksoterm, sedangkan reaksi kimia yang menyerap kalor disebut reaksi endoterm.Reaksi Eksoterm dan Endoterm (Abi Muji Prawidiyanti)

Senin, 26 September 2011

Cara Menilai sosok seseorang (Abi Muji Prawidiyanti)

Entri 
Blog
Bismillah...
Ada banyak sekali cara yang sering digunakan oleh seseorang untuk menilai karakter dan kepribadian orang lain. Ada yang melihat dari tingkah lakunya, dilihat bagaimana sikapnya, cara berjalannya dll. Ada yang dilihat dari cara berpakaiannya, dsb. Bahkan ada yang menilai kepribadian dari rasa es krim yang disukainya. Ada lagi sebuah situs nih, namanya primbon.com. Di sana ada cara menilai kepribadian seseorang lewat tanggal lahir, ada juga yang lewat posisi tahi lalat yag ada di tubuhnya, yang aneh lagi yaitu melalui (maaf) cara kentutnya. Kebayang nggak ya, bagaimana menentukannya?
Yang aneh lagi nih, konon katanya dalam sebuah majalah wanita (saya cuma dapat cerita dan tidak baca sendiri) ada yang menilai karakter kepribadian seseorang lewat bentuk bibirnya. Kalau bibirnya tipis semua katanya kepribadiannya jelek, soalnya dia ceriwis dan suka ngomel. Kalau lebih tebal yang atas atau yang bawah katanya juga kurang baik. Lah lebih bahaya lagi kalau tebal semua, berarti habis disengat lebah. Afwan kalau ada yang seperti yang saya contohkan, ini hanya kata dalam majalah tersebut bukan kata saya.... jadi nggak usah pegang-pengang bibir segala.
Lain lagi salah satu suku di Myanmar. Seorang wanita dinilai memiliki kepribadian yang tinggi dilihat dari panjang lehernya, semakin panjang lehernya semakin tinggi kepribadiannya. Sehingga seorang anak perempuan di sana sampai dipasang sebuah gelang dari besi dilehernya. Dan setiap bertambah usianya, gelang tersebut juga ditambah. Sehingga leher tersebut dipaksa untuk semakin panjang dan panjang. Ini sangat berbahaya, karena yang memanjang bukanlah tulang lehernya tetapi karena sambungan atara tulang leher yang merenggang. Sehingga kalau gelang tersebut dilepas dari lehernya, leher tersebut bisa patah karena tidak kuat menyangga kepala.
Ada lagi cara menilai kepribadian pada salah satu suku di Afrika sana. Mereka menilai kepribadian seorang wanita dari lebar bibirnya. Jadi untuk menilai kepribadian seorang wanita mereka menarik bibir bawahnya kemudian diletakkan cowek (yang buat ngulek sambel) dibibir tersebut, semakin besar cowek yang bisa masuk kesitu maka semakin tinggi pula kepribadiannya.
Masih banyak lagi cara menilai kepribadian seseorang, dan setiap daerah banyak yang memiliki cara sendiri yang berbeda-beda. Kalau kita melihat, orang Jawa yang terkenal sikapnya lemah lembut, sehingga kalau bicara sampai muter-muter kesana-kemari. Jadi kalau mau menyampaikan sesuatu mukadimahnya saja sudah satu jam sendiri baru masuk ke inti permasalahannya yang hanya lima menit saja, karena terlalu banyak basa-basi. Beda halnya dengan orang Madura, orang Sunda, begitu juga dengan orang Batak dan suku-suku yang lain.
Lantas bagaimana cara menilai kepribadian seseorang? Adakah standar tersendiri untuk menilainya?
Kalau dalam psikologi dulu waktu saya jadi psikotester, untuk menilai kepribadian seseorang dilakukan tes kepribadian dengan menjawab pernyataan-pernyataan yang macem-macem gitu. Inipun menurut saya juga tidak selalu valid, bisa jadi orang yang menjawab pernyataan tersebut mengerjakannyya secara acak dan asal pilih jawaban saja. Jadi mana mungkin kita bisa menilainya dengan benar?
Kalau kita hanya menyandarkan dari penampilan pun demikian juga, belum tentu orang yang penampilannya menawan lebih baik kepribadiannya dari orang yang biasa-biasa saja. Kita kembali melihat sejarah Islam, kamu kenal Bilal bin Rahbah? Juga kenalkah kamu dengan Mus’ab bin Umair? Kalau kita lihat secara fisik keduanya jelas berbeda. Bilal yang digambarkan sebagai seorang yang berkulit hitam, rambutnya juga tidak lurus, dia juga bekas budaknya Umayah yang dimerdekakan oleh Abu Bakar. Sedangkan Mus’ab bin Umair adalah seorang pemuda yang kaya raya lagi cakep dan dermawan. Seandainya dia lewat di daerah kita, bisa jadi banyak ibu-ibu yang kecantol kepadanya. Tetapi apa kenyataannya? Mereka berdua sama-sama dijamin masuk surga.
Kita lihat bagaimana Abu Bakar dan Umar bin Al Khattab, mereka memiliki karakter yang berbeda pula. Tapi keduanya juga dijamin masuk surga. Ternyata penampilan, sikap dan tingkah laku tidak bisa dijadikan tolok ukur untuk menilai kemuliaan seseorang. Apalagi hanya dengan kita melihat penampilan luarnya saja. Lantas apa yang menjadikan seseorang tinggi derajat serta kepribadiannya?
Ingatkah kita dengan firman Allah dalam surat Al Hujurat ayat yang ke 13:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.”

Allah Azza wa Jalla tidak menilai kita dari bentuk fisik dan penampilan kita. Tetapi orang yang berkepribadian tinggi dan mulia di sisi-Nya adalah mereka yang paling takwa kepadanya. Oleh karena itu setiap hal yang ingin kita lakukan hendaklah disandarkan pada dinul Islam, yaitu dengan mendasari dan menyesuaikan setiap tindakan kita dengan Al Kitab dan As Sunnah. Allah Azza wa Jalla telah memerintahkan kita dalam salah satu ayatnya:

“Apa-apa yang diperintahkan rasul kepadamu, maka kerjakanlah. Dan apa-apa yang dilarangnya padamu, maka tinggalkanlah.”


  

Template by : kendhin x-template.blogspot.com