EKSITENSI
“BALONG” SEBAGAI SALAH SATU SUMBER
KETERSEDIAN AIR DI KECAMATAN SEMBAWA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seiring
perkembangan zaman yang semakin meningkat dan kebutuhan yang kian bertambah
mengharuskan setiap makhluk hidup yang mendiami muka bumi untuk mencari sesuatu
yang dapat dimanfaatkan sebagai pemenuh kebutuhan untuk kelangsungan hidupnya
masing-masing. Semakin tinggi tingkatan jenis makhluk hidup itu sendiri, maka
kebutuhan makhluk hidup juga akan semakin beraneka ragam, salah satunya adalah
kebutuhan akan ketersediaan air.
Air adalah salah satu unsur abiotik
yang sangat dibutuhkan oleh semua organisme yang hidup di bumi ini. Menurut
kegunaannya, air dibedakan menjadi empat golongan, yaitu air yang dapat
digunakan sebagai air minum secara langsung (tanpa harus diolah terlebih
dahulu), air baku untuk diolah sebagai air minum dan rumah tangga, air untuk keperluan
pertanian sekaligus usaha perkotaan, industri, dan pembangkit listrik.
Semua makhluk hidup di muka bumi sangat
membutuhkan air, baik untuk minum maupun untuk membantu dalam menjaga
kelangsungan hidupnya. Semakin baik kondisi air, maka akan semakin banyak
manfaat yang dapat diperoleh dari air tersebut. Tak dapat dipungkiri manusialah
yang paling sering merasakan manfaat air yang ada. Disaat perkembangan manusia
yang semakin pesat dan kebutuhan akan air bersih juga kian meningkat, disamping
itu kemampuan untuk memperoleh sumber daya hayati tersebut semakin sulit.
Manusia dihadapkan dengan keterbatasan dalam penggunaan air bersih yang
notabene merupakan hajat hidup orang banyak.
Ironisnya, semakin
sulitnya air bersih untuk didapatkan oleh makhluk hidup dengan diperparah
dengan adanya suatu kerusakan, yang salah satunya yaitu kurangnya perawatan
yang dilakukan oleh tiap manusia. Hal
ini kerap kita temui hampir di seluruh belahan bumi Indonesia, salah satunya di
daerah Kecamatan Sembawa tepatnya di Kabupaten Banyuasin III. Masyarakat di
daerah Sembawa sebagian besar adalah transmigran yang telah berpuluh tahun
mendiami daerah ini, tetapi sangat disayangkan mereka kurang memperhatikan
lingkungan sekitarnya.
Ketersediaan
sumber daya air di kabupaten Banyuasin tepatnya di daerah Kecamatan Sembawa cukup
memenuhi kebutuhan masyarakat sekitarnya, namun ketika musim kemarau melanda Kecamatan
Sembawa, masyarakatnya pun sulit untuk memperoleh air bersih guna memenuhi
kebutuhannya, seperti pada tahun 2005 daerah kabupaten banyuasin Kecamatan Sembawa
yang mengalami musim kemarau panjang selama sembilan bulan dan masyarakat
sekitar hanya mengandalkan Balong sebagai salah satu sumber air dalam pemenuhan
kebutuhan mereka. Tetapi ketika PENAS KTNA diadakan di Kecamatan Sembawa yang
dihadiri oleh Kepala Negara Indonesia
dan setelah event Kondisi
lokasi Balong tersebut yang menghabiskan
anggaran mencapai Rp 3 miliar sudah menjadi semak belukar dan sebagian bangunan
sudah banyak yang ambruk .Fenoma ini pun diperparah dengan kurangnya kesadaran
masyarakat akan pemanfaatan Balong sebagai salah satu sumber air di kawasan Kecamatan
Sembawa. Masyarakat Sembawa kerap tidak peduli dengan keadaan Balong yang ada
di Kecamatan Sembawa tersebut dengan kurangnya perhatian terhadap sumber air di
daerah Sembawa maka, Balong tersebut tidak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar
maupun masyarakat kabupaten banyuasin dibuktikan dengan dijadikan arena balapan
liar.
Balong sendiri merupakan
salah satu aset berharga sebagai sumber air bagi daerah tersebut. Dengan adanya
keberadaan Balong di sekitar mereka saat ini menyebabkan pencemaran di daerah
tersebut, terutama dalam hal pencemaran air bersih. Hal ini disebabkan oleh
tidaknya memperhatikan sumber air yang dapat masyarakat daerah Sembawa
tersebut.
Oleh karena itu, penulis ingin mengkaji
lebih dalam mengenai Balong di daerah Sembawa dan tingkat kepedulian masyarakat
terhadap keadaan sumber air yang terjadi di daerah Kecamatan Sembawa Kabupaten
Banyuasin Provinsi Sumatra Selatan
tersebut.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian kali ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana kondisi sumber daya air di Balong di Kecamatan Sembawa ditinjau dari aspek lingkungan dan kesehatan?
2. Bagaimana pemanfaatan sumber daya air Balong di Kecamatan Sembawa?
3. Bagaimana peran
serta Pemerintah dalam pemanfaatan Balong sebagai sumber daya air bersih bagi
masyarakat Sembawa ?
4. Bagaimanakah solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan air di Balong agar dapat dijadikan sebagai sumber air
bersih di Kecamatan Sembawa?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian
dalam penelitian kali ini dalah sebagai berikut.
1. Mengetahui bagaimana kondisi sumber daya air di daerah Sembawa ditinjau
dari aspek lingkungan dan kesehatan.
2. Mengetahui pemanfaatan sumber daya air Balong di Kecamatan Sembawa.
3. Untuk mengetahui
peran serta Pemerintah dalam pemanfaatan Balong sebagai sumber daya air bersih
bagi masyarakat Sembawa
4. Mengetahui solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan air di Balong agar dapat dijadikan sebagai sumber
air bersih di Kecamatan Sembawa.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian
dalam penelitian kali ini adalah sebagai berikut.
1.
Dapat menambah
wawasan dan pengetahuan baik bagi Penulis maupun Pembaca mengenai sumber air di
Balong di daerah Sembawa.
2.
Memberikan
informasi kepada masyarakat untuk dapat memanfaatkan Balong sebagai sumber air
yang baik.
3. Memberikan informasi terhadap pemerintah agar pemerintah lebih
memperhatikan setiap sumber air yang dapat dimanfaatkan dan dikonsumsi oleh
masyarakat kabupaten banyuasin ini sendiri.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Gambaran Umum Kehidupan Masyarakat di Wilayah
Sembawa
Kabupaten Banyuasin adalah salah satu
kabupaten di Provinsi Sumatera
Selatan. Kabupaten ini
merupakan pemekaran dari Kabupaten Musi Banyuasin yang terbentuk berdasarkan UU No. 6 Tahun
2002. Kabupaten Banyuasin yang beribukota di Pangkalan Balai dengan luas 11.822,99 km2 ini terbagi menjadi 17 Kecamatan, yaitu: (1) Air Salek, (2) Banyuasin I, (3) Banyuasin II, (4) Banyuasin III, (5) Betung, (6) Makarti Jaya, (7) Muara Padang, (8) Muara Sugihan, (9) Muara Telang, (10) Pulau Rimau, (11) Rambutan, (12) Rantau Bayur , (13) Sembawa ,(14) Suak Tapeh, (15)
Talang Kelapa ,(16) Tanjung
Lago , (17) Tungkal
Ilir
Gambar 1 letak
wilayah kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan.
Sembawa merupakan
sebuah Kecamatan yang baru terbentuk tepatnya pada tanggal 24 februari 2011
yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Banyuasin III kabupaten Banyuasin
provinsi Sumatra Selatan. Sembawa terbagi menjadi sebelas Desa yang terletak
dalam satu Kecamatan. Sebelas desa tersebut adalah Lalang Sembawa, Limau,
Limbang Mulia, Mainan, Muara Damai, Pulau Harapan, Pulau Muning, Purwosari,
Rejodadi, Sako Makmur, dan Santan Sari. Penduduk yang menetap di kawasan Kecamatan
Sembawa adalah masyarakat yang terdiri dari bebagai macam suku yang
mayoritasnya beragama islam. Penduduk yang bertempat tinggal di Kecamatan Sembawa
mayoritasnya bekerja sebagai petani dan peternak sebesar 70%. Selain itu ada
pula yang bekerja sebagai buruh sebesar 15% begitu juga dengan pegawai negeri
dan BUMN yaitu sebesar 15%. Hal ini dikarenakan oleh sebagian besar daerah di Kecamatan Sembawa merupakan
daratan.
B.
Pengertian Sumber
Daya Air
Sumber Daya Air adalah sumber daya berupa air yang berguna atau potensial bagi manusia. Kegunaan air meliputi penggunaan di
bidang pertanian, industri, rumah tangga, rekreasi, dan aktivitas lingkungan. Air menopang kehidupan manusia,
termasuk kehidupan dan kesinambungan rantai pangan mahluk hidup di bumi. Kekurangan air pada suatu kawasan yang
akan memicu terjadinya konflik di
kawasan baik konflik
antarwilayah, antarsektor, maupun konflik
antarpetani dan pengguna air lainnya. Namun, inilah yang saat ini menjadi
pokok masalah kita, umat manusia. Air secara cepat menjadi sumberdaya yang
makin langka dan tidak ada sumber penggantinya. Walaupun sekitar 70 persen
permukaan bumi ditempati oleh air, namun 97 persen darinya adalah air asin dan
tidak dapat langsung dikonsumsi manusia. Dari jumlah yang sedikit yang mungkin
dapat dimanfaatkan tersebut, manusia masih menghadapi permasalahan yang amat mendasar.
Pertama, adanya variasi musim dan ketimpangan spasial ketersediaan air. Pada
musim hujan, beberapa bagian dunia mengalami kelimpahan air yang luar biasa
besar dibandingkan dengan bagian lain sehingga berakibat terjadinya banjir dan
kerusakan lain yang ditimbulkannya. Pada musim kering, kekurangan air dan
kekeringan menjadi bencana yang mengerikan di beberapa bagian dunia lainnya
yang mengakibatkan terjadinya bencana kelaparan dan kematian. Fenomena ini kita
kenali juga di tanah air pada beberapa tahun terakhir, terutama di kota-kota
besar seperti Jakarta dan beberapa wilayah di Kota Bandung. Selain ekstraksi
air tanah yang besar, pencemaran air permukaan dan air tanah juga terjadi
karena penggunaan pupuk dan pestisida yang salah dan berlebihan.
Sumber daya air
adalah asal mulanya air yang menjadi pusat air yang dapat dikonsumsi oleh
masyarakat setempat yang layak untuk dikonsumsi. Namun, beberapa masalah pokok
yang masih dihadapi dalam penyedian air antara lain: (1) masalah tingkat
pelayanan yang rendah, (2) kualitas air baku dan kuantitas yang sangat flukatif
pada musim hujan dan musim kemarau, serta masalah teknolongi yang digunakan
untuk proses pengolahan.
Gambar .3 lapisan air tanah
C.
Pengertian “ Balong
“
Menurut bahasa, Balong berarti Danau atau
Kolam. Sedangkan menurut istilah Balong merupakan sebuah danau atau bendungan
luas yang berisikan air. Air di Balong ini berasal dari mata air asli yang
berupa kumpulan air hujan yang mengendap di dalam bendungan. Awalnya Balong ini
merupakan sumber mata air yang kecil namun, dengan adanya perkembangan dan
dengan adanya suatu event yang akan dilaksanakan di Kecamatan Sembawa
maka, Balong tersebut di perbesar dan di renovasi yang bertujuan untuk
memperindah suasana dan menyebarluaskan sumber mata air itu sendiri. Sehingga mata
air tersebut menjadi lebih besar dari
asalnya. Apalagi saat diadakan Pekan Nasional Pertemuan Kontak Tani Nelayan
Andalan Nasional (PENAS) XII tahun 2007 yang diselenggarakan di Kabupaten
Banyuasin, Sumatera Selatan tepatnya di Kecamatan Sembawa pada tanggal 7 – 12 Juli 2007 lalu yang
dihadiri oleh bapak Susilo Bambang yudoyono.
Balong berasal dari bahasa Sembawa (Kartini)
yang memiliki arti danau namun ada juga yang menyatakan bahwa nama Balong
tersebut tidak diketahui asal pastinya karena Balong ini merupakan peninggalan
penjajahan Belanda yang telah terbentuk dari zaman dahulu sehingga adanya
masayarakat sekitar tidak dapat medefinisikan secara lengkap arti kata Balong
itu sendiri, yang jelas sebelum PENAS Ke VII diadakan, danau tersebut sudah
dinamai Balong dan untuk menyambut momen langka ini, Pemerintah Kabupaten
Banyuasin memperluas Balong sehingga menyerupai danau sungguhan. Daerah di
kawasan Balong pun dipercantik dengan ditanami buah-buahan, pohon, taman-taman,
serta pondok –pondok tradisional yang letaknya berada di sekeliling danau
tersebut. Lalu, Balong difasilitasi dengan adanya bangunan rumah adat, dan aula
bahkan jalan menuju Balong pun di aspal serta terdapat pula gapura megah
sebelum memasuki daerah itu. Akan tetapi,
beberapa tahun setelah PENAS (Pekan Nasional Pertemuan Kontak Tani
Nelayan Andalan Indonesia) tersebut ,
keberadaan buah-buahan serta tanaman-tanaman yang menjadi penghias di sekitar Balong,
menghilang dan tidak terawat lagi akibat kurangnya perhatian pemerintah lagi
dengan adanya Balong di Sembawa sehingga sumber airnya tidak dapat di
manfaatkan semaksimal mungkin. Sehingga Balong hanya di anggap sebagai danau
biasa yang tidak memiliki suatu nilai ekonomis. Padahal Balong memiliki potensi
besar jika danau ini dimanfaatkan dan dikembangkan secara maksimal, tentunya
dapat membawa hal positif bagi berbagai pihak, baik pemerintah maupun eksistensi
daerah tersebut. Danau ini bisa dijadikan tempat wisata atau bendungan yang
dapat dimanfaatkan airnya menjadi sumber mata air dan cadangan air pada
saat-saat tertentu. Saat ini, masyarakat memang sudah mulai memanfaatkan air
Balong pada saat darurat, seperti untuk mencuci baju, mencuci piring, menyiram
tanaman, atau pekerjaan lainnya. Namun, kebanyakan diantara mereka tidak
mengolah atau memproses terlebih dahulu air yang akan dipakai sebagai
pengamanan air tersebut layak untuk dikonsumsi. Adapun suatu masalah yang
dilontarkan oleh beberapa penduduk bahwa
adanya suatu aparat yang merasa memiliki wewenang melarang masyarakat kecamatan sembawa untuk
mengonsumsi air yang di balong. Akan tetapi aparat yang melarang untuk
mengonsumsi air balong tersebut tdak memiliki jabatan daerah melainkan mereka
adalah Pereman. Padahal masyarakat sekitar sangat membutuhkan air tersebut
ketika musim kemarau. Seharusnya pemerintah daerah memberikan pernyataan yang
benar bahwa balong tersebut boleh di gunakan untuk kebutuhan rumah tangga
apalagi ketika adanya musim kemarau panjang.

Gambar 2 Suasana Balong
di Kecamatan Sembawa
D. Pemanfaatan Sumber Daya air Di Kecamatan Sembawa
Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas maupun di bawah
permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air
hujan, dan air laut yang dimanfaatkan di darat. Sumber air adalah
tempat/wadah air baik yang terdapat pada, di atas, maupun di bawah permukaan
tanah. Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan atau sumber
air yang dapat memberikan manfaat bagi
kehidupan
dan penghidupan manusia. Sumberdaya air adalah air, sumber air, dan daya
air yang terkandung di dalamnya. Pengertian sumber daya air di sini adalah
kemampuan dan kapasitas potensi air yang dapat dimanfaatkan oleh kegiatan
manusia untuk kegiatan sosial ekonomi. Terdapat berbagai jenis sumber air yang
umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat, seperti air laut, air hujan, air tanah,
dan air permukaan. Dari keempat jenis air tersebut, sejauh ini air permukaan
merupakan sumber air tawar yang terbesar digunakan oleh masyarakat. Untuk itu,
air permukaan yang umumnya dijumpai di sungai, danau, dan waduk buatan. Sumber daya air di Indonesia dimanfaatkan di
berbagai bidang , seperti di bidang pertanian, industri, rumah
tangga, rekreasi, dan aktivitas lingkungan.
Pemanfaatan sumber daya air untuk berbagai
kebutuhan hidup sudah menjadi tanggung jawab kita bersama. Mengingat
pertumbuhan penduduk terus meningkat dari tahun ke tahun sementara jumlah air
tetap. Ketersediaan sumber daya air semakin terbatas bahkan cenderung semakin
langka, terutama akibat penurunan kualitas lingkungan dan penurunan kualitas
air akibat pencemaran. Ulah manusia yang negatif, seperti penebangan
liar, efek rumah kaca, penggunaan sumber daya secara berlebihan, membuang
sampah sembarangan, dan lain sebagainya juga membuat permasalahan ini semakin
memuncak. Persebaran sumber daya air yang tidak merata berkembang dan menjelma
menjadi sebuah kelangkaan dan kemusnahan sumberdaya air karena tangan-tangan
manusia. Permasalahan baru pun muncul ke permukaan mengusik ketenangan
kehidupan. Air yang dahulu berlimpah, kini susah tuk mendapatkannya. Ya,
lagi-lagi karena ulah manusia. Salah satu cara menanggulangi permasalahan
ini adalah dengan melakukan konservasi sumber daya air. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, konservasi adalah pemeliharaan dan perlindungan sesuatu
secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan
mengawetkan; pengawetan; pelestarian. Upaya konservasi sangatlah perlu
dilakukan demi keberlangsungan keberadaan air di lingkungan kita. Namun begitu,
hal tersebut sangatlah sulit untuk diterapkan secara maksimal. Upaya itu hanya
dapat dilakukan jika semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat dapat
bekerjasama mewujudkan upaya mulia tersebut. Konservasi rasanya mustahil
diaplikasikan tanpa dukungan dari kedua belah pihak. Pemerintah dalam hal ini
berperan mengatur bagaimana konservasi sumber daya air tersebut dapat
dilakukan, baik melalui sosialisasi, pembuatan undang-undang, monitoring,
maupun melalui cara-cara lain. Masyarakat juga berpengaruh besar terhadap
sukses tidaknya upaya konservasi. Masyarakat diharapkan dapat berperilaku dan
bertindak secara rasional dan bertanggungjawab demi kelestarian alam, terutama
terhadap sumber daya air. Beberapa contoh kecil yang patut ditiru dan
dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan membuang sampah pada
tempatnya, menanam dan merawat tumbuhan, menggunakan air bersih secukupnya,
memahami pentingnya keberadaan air, tidak merusak indahnya alam, serta tindakan
terpuji lain yang sesuai dengan profesi warga masyarakat tersebut. Selain itu untuk menyikapi permasalah itu di atas, dibutuhkan juga perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan sumberdaya air yang memadai
untuk mencapai pengelolaan sumberdaya air secara berkelanjutan berdasarkan
strategi pemanfaatan ruang yang banyak ditentukan oleh karakteristik sumber
daya air.
Selama
ini air Balong hanya digunakan ketika datangnya kemarau saja karena menjadi
alternative lain di Kecamatan Sembawa. Air Balong dimanfaatkan oleh beberapa
penduduk setempat untuk mencuci baju, memandikan
ternak,mencuci kendaraan, atapun pengairan pada sistem persawahan namun air Balong
ini juga belum dinilai efektif karena kondisi
air yang terbilang kotor dan tidak layak di minum oleh penduduk sekitar karena
penduduk sekitar masih mempergunakan air sumurnya masing-masing. .Air Balong
dianggap ampuh mengobati penyakit kekeringan diwilyah ini,walaupun airnya tidak
dapat digunakan untuk keperluan konsumsi
untuk diminum.
Wilayah Kecamatan Sembawa merupakan wilayah
dataran rendah, jadi wajar jika kualitas mata airnya cukup baik. Kondisi air Balong
ini terbilang kotor dan tidak terawat karena pemerintah kurang perhatian
sehingga Balong tidak dapat dikonsumsi untuk diminum namun, Warna air pun
kadang berubah-ubah sewaktu-waktu dapat menjadi keruh,jernih ,bahkan kehijauan-hijauan
dan ada musimnya tertentu yang tidak dapat ditebak oleh masyarakat. Air Balong
ini, tidak mengalir bebas dikarenakan ia seperti danau kecil atau kolam yang
tidak mengalir luas dan tidak adanya anak cabang ke daerah manapun. Air Balong
ini setelah di uji keasamannya memiliki PH 7 yang berarti air balong tersebut netral
yang tidak mengandung asam maupun basa. Seharusnya air balong tersebut dapat
dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan seharusnya pemerintah
lebih memperhatikan Balong sehingga dapat lebih terawat dengan baik dan air
balong tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang berada di Sembawa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Metode Penelitian
Metode
penelitian ini termasuk metode deskriptif yang dilaksanakan dengan tujuan
memperoleh gambaran tentang keberadaan Balong beserta pengaruhnya terhadap
kualitas sumber air bersih di daerah Kecamatan Sembawa. Metode deskriptif adalah proses pemecahan masalah yang
diselidiki dengan melukiskan keadaan subjek dan objek penelitian pada saat
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau bagaimana adanya.
B.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah
deskiptif analisis yang dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran
secara nyata terhadap kondisi dan permasalahan sumber daya air di Balong Kecamatan
Sembawa.
C.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di daerah Kecamatan Sembawa
, Sumatera Selatan. Penelitian ini dilakukan pada Januari 2012 – Februari 2012
D. Metode Pengumpulan
Data
Pengumpulan data pada penelitian kali ini dilakukan
dengan menggunakan teknik studi pustaka, Observasi, dan Wawancara.
1. Studi Pustaka
Studi
pustaka dilakukan untuk menambah data agar data-data yang diambil lebih
lengkap. Data-data diperoleh antara lain melalui media elektronik seperti
melalui internet yang berhubungan.
2. Observasi
Observasi dilakukan untuk melihat kondisi air Balong yang berada di kawasan Kecamatan
Sembawa, Sumatera Selatan sebagai salah satu sumber air di kawasan Sembawa.
1.
Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data lain seperti tanggapan
atau respon dari para penduduk yang bertempat tinggal di Kecamatan Sembawa terhadap dampak yang ditimbulkan dari
keberadaan Balong terhadap kualitas sumber air bersih di daerah Kecamatan Sembawa.
E. Analisis Data
Penganalisisan data dilakukan dengan
menggunakan analisis kulitatif dan kuantitatif.
1. Analisis
Kualitatif
Analisis ini meliputi hal-hal mengenai gambaran umum mengenai keadaan Balong
dan keberadaan air bersih di daerah Sembawa.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. Permasalahan Sumber Daya Air di Kecamatan Sembawa
Beberapa
permasalahan pokok yang masih dihadapi dalam penyediaan air bersih di Indonesia
antara lain adalah: masalah tingkat pelayanan air bersihyang masih rendah,
masalah air baku yang sangat fluktuatif pada musim hujandan musim kemarau serta
masalah teknologi yang digunakan untuk proses pengolahan kurang sesuai dengan
kondisi air baku yang kualitasnya cenderung makin menurun.
Pengelolaan sumber
daya air semakin hari semakin dihadapkan ke berbagai permasalahan. Permasalahan
umum dalam pengelolaan sumber daya air pada dasarnya terdiri atas 3 aspek yaitu
: terlalu banyak air, kekurangan air dan pencemaran air. Peningkatan kebutuhan
akan air telah menimbulkan eksploitasi sumber daya air secara berlebihan
sehingga mengakibatkan penurunan daya dukung lingkungan sumber daya air yang
pada gilirannya menurunkan kemampuan pasokan air. Gejala degradasi fungsi
lingkungan sumber daya air ditandai dengan fluktasi debit air di musim hujan
dan kemarau yang semakin tajam, pencemaran air, berkurangnya kapasitas waduk
dan lainnya. Pengolaan sumber daya air perlu di arahkan secara holistik, untuk
mewujudkan sinergi dan keterpaduan yang harmonis antar wilayah, antar sektor,
dan antar generasi. Semua pihak terkait perlu dilibatkan dalam setiap tahap
pengambilan keputusan dan pengelolaan sumber daya air dari tahap perencanaan
sampai dengan operasi dan pemelihaaa. Dalam pengelolaan sumber daya air, pemerintah
daerah tidak boleh memandang air hanya sebagai komoditas ekonomi tetapi perlu
mempertimbangkan fungsi sosialnya.Pemakaian air perlu memberikan kontribusi
biaya pengelolaan air dengan prinsip pembayaran pengguna dan pembayaran polusi
serta adanya subsidi silang.
Air adalah asal planet di muka bumi ini karena mulai berawalnya
yaitu dari air, sehingga akan bermula kehidupan dan karena air peradaban tumbuh
dan berkembang. Logika sederhananya, tanpa air peradaban akan surut dan bahkan
kehidupan akan musnah karena planet bumi akan menjadi sebuah bola batu dan
pasir raksasa yang luar biasa panas, masif, dan mengambang di alam raya menuju
kemusnahan. Air menopang kehidupan manusia, termasuk kehidupan dan
kesinambungan rantai pangan mahluk hidup di bumi. Karena itulah Perserikatan
Bangsa Bangsa (PBB) muasal dari segala macam bentuk kehidupan di mendeklarasikan bahwa air merupakan hak azasi
manusia; artinya, setiap manusia di muka bumi ini mempunyai hak dasar yang sama
untuk mendapatkan haknya mendapatkan air yang baik untuk di konsumsi dan hak
layak untuk kesehatan masayrakat sekitar.
Seperti yang telah kita ketahui Air telah menjadi kebutuhan utama bagi
seluruh makhluk hidup di dunia baik bagi manusia, hewan, maupun tumbuhan. Sedangkan
menurut informasi yang kami peroleh dari wawancara ,air yang digunakan oleh masyarakat yang bertempat di Kecamatan Sembawa tepatnya di
sekitar daerah Balong sebagian besar berasal dari Balong tersebut yang keadaan
airnya menurut penduduk setempat (Jumilati) dapat berubah warna sesuai dengan
kondisi perubahan cuaca yang terjadi di sekitar Balong tersebut seperti saat
musim penghujan, air yang terdapat di Balong
tersebut dapat berubah warna menjadi jernih, dan pada saat musim kemarau , air Balong
tersebut menjadi kekuning-kuningan.
Menurut masyarakat setempat air
yang terdapat di Balong tersebut, sekitar 20- 30 tahun yang lalu dapat digunakaan untuk kebutuhan sehari-hari
seperti untuk di minum, mencuci, mandi, dan pengairan lahan. Namun dengan
kondisi saat ini mpenduduk sekitar hanya dapat menggunkannya untuk mencuci dan
mandi saja karena air yang kurang baik untuk di konsumsi sehingga tidak
diperguanakan oleh masyarakat untuk diminum lagi (jumiati dan kartini).
Air merupakan sumber daya alam yang
diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup.
Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan
dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain dan air juga menjadi
faktor pembatas utama dalam ekosistem alam maupun sosiositem. Populasi manusia
yang terus berkembang yang meningkatkan pula kebutuhan air bersih, dan
pemanfaatan sumber daya air terus meningkat di semua tempat di bumi.
Pemanfaatan yang terus meningkat tersebut antara lain menimbulkan pula
kelangkaan akan air bersih. Secara menyeluruh kelangkaan sumber daya air
disebabkan oleh 3 hal, yaitu,(1) meningkatnya kebutuhan dan permintaan
masyrakat untuk mendapatkan air yang layak dikonsumsi oleh penduduk,(2)
distribusi air bersih yang tidak merata dan tidak adil yang hanya bisa
didapatkan oleh orang – orang tertentu, (3) meningkatnya pencemaran airyang
marak pada era modernisasi saat ini.
Di wilayah Kecamatan
Sembawa masalah yang paling jelas adalah tidak adanya sumber air yang dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakatnya. Terlihat jelas pada saat musim
kemarau tiba. Kebutuhan penduduk akan air
baik pada musim penghujan ataupun datangnya musim kemarau sama besarnya.
Sedangkan keberadaan Balong di wilayah Kecamatan Sembawa dapat membantu
memenuhi kebutuhan air masyarakat Sembawa tetapi tidak bisa menjadi alternatif
utama dalam penyelesaian masalah air tersebut. Menurut informasi yang kami
terima (kartini, Jumiati) dari hasil wawancara terhadap masyarakat pinggiran Balong,
didapatlah informasi bahwa selama musim kemarau tiba di wilayah tersebut
menyebabkan sumber air berkurang drastis sehingga persediaan air pun berkurang.
Selama musim kemarau masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar Balong hanya
menggunakan air sumur sebagai sumber air utama yang tentu jumlahnya sangat
terbatas, sedangkan air Balong hanya di pakai sebagai pemenuhan kebutuhan untuk
mandi , mencuci dan memandikan ternak, sedangkan untuk memasak dan untuk
kebutuhan minum mereka tidak berani menggunakannya dikarenakan air Balong
tersebut terlihat berwarna kuning dan terlalu kotor untuk kebutuhan minum dan
memasak. Menurut informasi yang juga kami dapatkan air Balong tersebut tidak
boleh digunakan oleh masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar Balong
dikarenakan Balong tersebut merupakan hak milik salah satu sekolah pertanian di
daerah Sembawa.
B. Eksistensi Balong
Sebagai Sumber Daya Air di Kecamatan Sembawa
Penyedian air
bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam
meningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarkat, yakni mempunyai peranan dalam
menurunkan angka penderita penyakit, khususnya berhubungan dengan air, dan
berperan dalam meningkatkan standar atau taraf/kualitas hidup masyarakat .
Sampai saat ini,
penyediaan air bersih untuk masyarakat di Indonesia
masih dihadapkan
pada beberapa permasalahan yang cukup kompleks dan sampai saat ini belum dapat
diatasi sepenuhnya. Salah satu masalah yang masih dihadapi sampai saat ini
yakni masih rendahnya tingkat pelayanan air bersih untuk masyarakat.
Sumber daya air adalah sumber daya
berupa air yang berguna atau potensial bagi manusia.Kegunaan air meliputi penggunaan di
bidang pertanian, industri, rumah tangga, rekreasi, dan aktivitas lingkungan. Sangat jelas terlihat bahwa seluruh
manusia membutuhkan air tawar.97% air di bumi
adalah air asin, dan hanya 3% berupa air tawar yang
lebih dari 2 per tiga bagiannya berada dalam bentukes di glasier dan eskutub. Air tawar yang tidak membeku dapat ditemukan terutama
di dalam tanah berupa air tanah, dan hanya
sebagian kecil berada di atas permukaan tanah dan di udara.
Adanya Balong di Kecamatan Sembawa ini,akan
tidak menutup kemungkinan bahwa Balong dapat menjadi sumber air utama bagi
masyarakat sekitarnya. Balong dinilai dapat mengairi Perkebunan ,pertanian
masyarakat yang mayoritas bekerja sebagai petani. Bahkan,sangat berpotensi
untuk dikonsumsi oleh masyarakat se-Kecamatan Sembawa ataupun diluar dari
daerah itu. Memang,saat ini masyarakat Sembawa mayoritas mempunyai sumur di
setiap rumahnya.Namun,sewaktu musim kemarau sumur itu mengering. Seperti
informasi yang kami peroleh (Idil) bahwa beberapa tahun yang lalu Sembawa
pernah mengalami kemarau yang berkepanjangan ± selama 9 bulan yang menyebabkan
sumur-sumur di Kecamatan Sembawa mengalami kekeringan sehingga menyebabkan
menyebabkan masyarakatnya kesulitan dalam memperoleh air bersih, sedangkan
satu-satunya sumber air yang tidak mengalami kekeringan adalah Balong,otomatis
masyarakat-masyarakat di daerah Balong memanfaatkan air tersebut untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya selama 9 bulan tersebut.
Untuk memenuhi kebutuhan pengairan di daerah
perkebunan seperti Kecamatan Sembawa, sumber air seperti danau atau waduk
adalah sumber air utama guna memenuhi kebutuhan irigasi tersebut. Sehingga masyarakat
tidak harus bersusah payah untuk memompa air hingga ke area perkebunan atau
pertanian mereka. Sehingga tidak menutup kemungkinaan keberadaan Balong sebagai
sumber air dapat menjadi trik jitu mempermudah masyarakat dalam usaha
perkebunan dan pertaniannya. Selama ini, air Balong digunakan oleh masyarakat umum secara bebas,
tetapi menurut sember yang kami peroleh (Idil) bahkan ada beberapa pihak yang melarang bahkan
mengeluarkan ultimatum bagi siapa saja yang berani mengambil air di Balong
dengan tujuan dijual untuk memperoleh
keuntungan suatu pihak, maka kedepan di harapkan bukankah lebih baik jika Balong menjadi
sumber daya air yang bersifat merata untuk dikonsumsi semua masyarakat wilayah Sembawa
khusunya. Sehingga tidak ada lagi pihak-pihak yang berkuasa dan merasa memiliki
secara utuh Balong tersebut, sehingga Balong dapat dijadikan sebagai sumber air
yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk sekitar.
C.
Pengaruh Keberadaan
Balong Di Sembawa Terhadap Kehidupan Masyarakat
Adanya sumber daya air, baik berupa danau,
sungai, waduk dan sebagainya tentu berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat di
sekitarnya baik hanya berupa sumber daya air, atau juga dapat sebagai tempat
wisata air yang pastinya dapat menimbulkan keuntungan ekonomis bagi pemerintah
daerahnya maupun masyarakat yang tinggal disana.
Begitu juga dengan adanya keberadaan Balong
di Kecamatan Sembawa ini terbilang sangat berpengaruh pada kehidupan
masyarakat. Meskipun saat musim hujan. Air yang tedapat di Balong tidak selalu
dipergunakan bagi penduduk sekitar, namun saat datangnya musim kemarau air Balong
dapat menghapuskan kekeringan pada tanaman para petani dan memenuhi kebutuhan
hidup masyarakat sekitar Balong. Petani- petani di sekitar wilayah mata air Balong
mengairi kebun atau sawah mereka dengan mengambil air di Balong tersebut. Tidak
hanya dari kalangan petani. Masyarakat Sembawa pun biasa memanfaatkan air di Balong ini. Walaupun bukan untuk
diminum atau di masak. Namun,hanya dipakai
untuk sekedar mencuci kendaraan mereka, memandikan hewan ternak, mencuci, ini dapat membantu mereka dalam
kesulitan untuk medapatkan air.
Balong dapat menjadi potensi yang besar
jika dapat masyarakat dan pemerintah Sembawa dapat memaksimalkan potensi-potensi
yang dimiliki Balong . Air Balong ini bersifat netral dengan pH 7, tetapi air Balong
sedikit berwarna kekuning-kuningan. Keberadaan Balong di wilayah Sembawa juga
biasa digunakan oleh remaja-remaja di sekitarnya sebagai tempat berkumpul,
bahkan beberapa dari mereka memanfaatkan keberadaan Balong untuk melakukan
perbuatan mesum dan aera balapan liar ,seperti berita yang kami peroleh dari
koran Sriwijaya Post, Banyuasin
-Lokasi Eks Penas KTNA Desa Sembawa Kecamatan Banyuasin III, yang dulu di
canangkan Presiden SBY sebagai kawasan percontohan pengembangan agrobisnis atau
dikenal dengan agrocenter penelitian tanaman Holtikultura, berubah fungsi sering
dijadikan tempat mesum. Kondisi lokasi
yang menghabiskan anggaran mencapai Rp 3 miliar sudah menjadi semak belukar dan
sebagian bangunan sudah banyak yang ambruk itu juga di jadikan arena balapan
liar. Setelah sebulan yang lalu, aparat
Desa Sembawa menangkap pasangan pelajar tengah berbuat mesuk. Selasa (16/3)
sekitar pukul 16.30 warga kembali menangkap basah sepasang remaja bukan
pasangan suami istri tengah melakukan hubungan intim di semak belukar dekat
kandang sapi percontohan saat Pembukaan Penas KTNA Juli 2007 lalu. Kedua remaja itu, Fr (22) warga RT 02 RW 08
warga Napal Kelurahan Pangkalan Balai kepergok warga saat sedang melakukan
hubungan intim bersama As (17) warga RT 02 Dusun 03 Desa Langkan Kecamatan
Banyuasin III. Informasi yang dihimpun, adengan mesum itu
terungkap setelah seorang warga bernama Azwari Adha yang kebetulan sedang
mencari burung di sekitar lokasi curiga dengan rumput semak belukar yang
bergoyang-goyang. Setelah didekati, ternyata kedua pasangan remaja ini tengah
melakukan hubungan intim layaknya suami istri. Keadaan tersebut tentu saja
dapat merugikan serta membuat citra Banyuasin khususnya Kecamatan Sembawa
menjadi buruk. Seharusnya masyarakat Sembawa dapat lebih memaksimalkan
potensi-potensi yang dimiliki Balong, sehingga dapat lebih menghasilkan
keuntungan yang lebih dari sebelumnya.
D.
Peran Pemerintah
dan Generasi Muda Dalam Pemanfaatan Balong Sebagai Sumber Air Di Kecamatan Sembawa
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 14
tahun 1987, maka pengelolaan sarana dan prasarana air bersih diserahkan kepada
Pemerintah Daerah Tingkat I (provinsi), sedangkan pengelolaannya dilakukan oleh
perusahaan air minum (PDAM) yang berada dibawah kendali Pemerintah Daerah
Tingkat II Kabupaten/Kotamadya.
Adanya Balong di Kecamatan Sembawa sejak zaman penjajahan Belanda. Balong
yang ada pada saat itu telah menjadi sumber air
yang dipercaya dan tidak pernah kering, sejak dia terbentuk hingga
sekarang. dan Balong telah berkembang sejak tahun 2007 ketika adanya acara
PENAS di Kecamatan Sembawa dan Pemerintah Kabupaten Banyuasin memperhatikan
keberadaan Balong yang dapat dijadikan pemacu ketertarikan para pendatang dan
memudahkan para anggota PENAS untuk mendapatkan air bersih. Namun Pemanfaatan
air Balong selama ini kurang maksimal karena kurangnya perhatian pemerintah
terhadap Balong yang telah diperbaiki saat adanya PENAS, sehingga PENAS saat
ini tidak dapat di konsumsi kembali oleh penduduk sekitar yang membutuhkannya.
Seharusnya Pemerintah
lebih mendukukung dan lebih peduli terhadap sumber daya air sehingga dapat di
jadikan sumber daya air yang besar di Kabupaten Banyuasin. Menurut salah satu
sumber yang kami terima (Idil Fitri) Pemerintah telah lama merencanakan
perubahan Balong menjadi tempat pariwisata, tetapi sampai sekarang hal tersebut
belum terwujud, tetapi baru pembuatan batas-batas berupa semen dengan tujuan
untuk memperindah keadaan Balong. (Jhoni Gunawan dan ....) camat dan
Sekretariat Sembawa juga mengatakan bahwa pemerintah Kecamatan Sembawa telah
merencanakan program kerja untuk merenovasi Balong sebagai sumber air menjadi
salah satu tempat agrowisata, tetapi baru sebagai rencana kerja saja. Beliau
juga menyarankan untuk pemerintah dan juga pada masyarakat sekitarnya untuk
melestarikan Balong, serta memelihara berbagai ekosistem makhluk hidup disana.
Sebagai generasi penerus bangsa,
sebaiknya para pemuda dan pemudi yang berada di sekitar Sembawa dapat mengajukan saran kepada pihak yang memiliki
wewenang sekitar dalam hal ini yaitu agar pemerintah daerah dapat memperbaiki Balong
untuk menjadi sumber air atau dijadikan sebagai pariwisata air di Kecamatan Sembawa
sehingga pada suatu saat nanti keberadaan Balong dapat daya tarik bagi Sembawa
dan dapat menarik turis-turis lokal maupun manca negara untuk berkunjung ke Balong.
Sebaiknya para pemuda tidak memanfaatkan Balong menjadi sebagai tempat mesum
atau menjadi tempat yang dapat melanggar
norma agama seperti tempat area balapan liar. Pemuda juga sebaiknya tidak
merusak fasilitas yang ada di sekitar Sembawa yang harusnya tetap berdiri kokoh
yang dapat memperindah suasana dan dapat menikmati keadaan atau suasana yang
ada di Balong. Semakin penting suatu peristiwa akan semakin tinggi pula nilai
simboliknya. Peristiwa yang memiliki nilai simbolik tinggi akan lebih
mengandung makna sejarah perjalanan bangsa, suatu peninggalan sejarah yang
salahsatunya terdapat di kabupaten banyuasin dan Kecamatan Sembawa, seperti
dengan adanya Balong seharusnya dapat
dioptimalkan semaksimal mungkin. sebaiknya generasi muda menggunakan dan
memanfaatkan serta melestarikan suatu warisan sejarah yang telah ditinggalkan
menjadi suatu yang dapat lebih bermanfaat.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
1. Keberadaan Balong
sebagai sumber air di Kecamatan Sembawa, ternyata belum di manfaatkan secara
maksimal baik bagi masyarakat di sekitar Balong maupun pihak pemerintah
kabupaten Banyuasin.
2. Puluhan tahun yang
lalu ternyata air yang berada di Balong
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitarnya sebagai sumber air minum dan
pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
3. Menjelang
diadakannya PENAS KTNA tahun 2007 di kawasan kabupaten banyuasin Kecamatan Sembawa,
pemerintah kabupaten melakukan perbaikan, renovasi dan perluasan terhadap Balong
,sehingga Balong menjadi lebih indah dan lebih menghasilkan nilai ekonomi yang
tinggi dari sebelumnya.
4. Setelah
diadakannya PENAS KTNA tahun 2007 di kawasan Banyuasin Kecamatan Sembawa,
masyarakat di sekitar Balong tersebut hanya memanfaatkan air Balong untuk
mencuci, dan pengairan saja. Tetapi untuk memenuhi kebutuhan akan air minum,
mereka tidak berani untuk menggunakan air minum tersebut karena dianggap air Balong
tersebut sudah tidak layak konsumsi lagi.
B.
Saran
1.
Pemerintah harus
lebih tanggap dalam mengatasi permasalah yang membelit masyarakat di Kecamatan Sembawa, khususnya permasalahan sumber daya air.
2.
Masyarakat harus
lebih memperhatikan lingkungan sekitar serta harus turut aktif dalam
menyuarakan aspirasinya. hal ini bertujuan agar terciptanya hubungan yang baik antara pemerintah dengan masyarakat setempat.
3.
Perlu diadakanya
penyuluhan dan perhatian extra dari pemerintah daerah terhadap Balong agar dapat
di manfaatkan menjadi sumber daya air di Kecamatan Sembawa.
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENELITI
Nama lengkap :
Abi Muji Prawidiyanti
Tempat dan tanggal lahir : Karang Sari, 01 Februari 1996
Jenis kelamin :
Perempuan
Nama sekolah :
SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III
Kelas :
XI IPA 2
Alamat lengkap
sekolah : Jl. KH Sulaiman
Kelurahan Kedondong Raye Kabupaten Banyuasin III Sumtera Selatan Kode Pos 30753
Alamat lengakap
rumah : Jl. Lukman Idris Gg.
Mangga II No. 2546, Km 11 Palembang.
Kegemaran (hobi) : Membaca Novel
Cita-cita pribadi : Apoteker
Bidang ilmu yang digemari : Bahasa Inggris
Nama orang tua : Mujiono S.Pd MM
Nomor telepon orang tua : 08121785093
Pekerjaan orang tua : PNS
Pendidikan orang tua : S-2
BIODATA PENELITI
Nama lengkap :
Fitriya Pratiwi
Tempat dan tanggal lahir : Palembang, 19 September 1995
Jenis kelamin :
Perempuan
Nama sekolah :
SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III
Kelas :
XI IPA 1
Alamat lengkap
sekolah : Jl. KH Sulaiman
Kelurahan Kedondong Raye Kabupaten Banyuasin III Sumtera Selatan Kode Pos 30753
Alamat lengakap
rumah : Desa Air Batu,
kecamatan Talang Kelapa, RT. 17 RW.08 km 21 Palembang.
Kegemaran (hobi) : Baca novel
Cita-cita pribadi : Bidan
Bidang ilmu yang digemari : Bahasa inggris
Nama orang tua : Suyono
Nomor telepon orang tua : 081373655596
Pekerjaan orang tua : PNS
Pendidikan orang tua : S-2
BIODATA PENELITI
Nama lengkap :
Rini Acebeli
Tempat dan tanggal lahir : Sungailiat,09 Juli 1995
Jenis kelamin :
Perempuan
Nama sekolah :
SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III
Kelas :
XI IPA 2
Alamat lengkap
sekolah : Jl. KH Sulaiman
Kelurahan Kedondong Raye Kabupaten Banyuasin III Sumtera Selatan Kode Pos 30753
Alamat lengkap
rumah : Komplek Villa Jati Mas
RT 11 RW 3 Kecamtan Banyuasin III
Kabupaten Banyuasin
Kegemaran (hobi) : Mendengar Musik
Cita-cita pribadi : Administrasi Negara
Bidang ilmu yang digemari : Biologi
Nama orang tua : Zulkifli B.sc
Nomor telepon orang tua : 081278483446
Pekerjaan orang tua :Swasta